Ramadhan oh Ramadhan.
Bulan yang selalu
kunantikan. Bulan penuh
keberkahan. Bulan penuh
ampunan. Bulan penuh
kemuliaan. Siapa yang
tak ingin
mendapatkannya? Semua
orang beriman pasti
menginginkannya.
Termasuk aku. Karena
aku puasa berarti aku
orang beriman yang
diseru untuk
menjalankan puasa
Ramadhan.
“Hai orang-orang
beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu
bertaqwa.”
Siapa yang tidak tahu
ayat itu? Tentu semua
sudah tahu. Bahkan hafal
alias nglothok. Hatiku
berdesir. Ramadhan kali
ini Allah akan kasih
hadiah apa ya padaku?
Tanyaku dalam hati
sambil berangan-angan
mendapat hadiah
istimewa dari-Nya.
“Ya Rabb…beri aku
hadiah terbaik dari-Mu di
bulan Ramadhan ini,
aamiin,” doaku lirih
penuh pengharapan.
***
“Sahur….sahur…Nduk
sahur….” Terdengar
suara lembut ibu
membangunkanku.
“Nggih bu..jam berapa
tho Bu..? Tanyaku sambil
merem melek setengah
sadar.
“Jam tiga Nduk. Ayo
bangun sekarang…semua
sudah bangun itu loh…,”
kejar Ibu
membangunkanku.
“Nggih nggih Bu…
bangun…!”
Malam pertama sahur.
Sangat kunikmati.
Suasana religiusnya
menyenangkan hati. Riuh
nada kentongan
membangunkan orang
tidur agar segera sahur,
terdengar merdu.
Sesekali bergantian
dengan tilawatil Qur’an
di masjid yang berjarak
100 meter saja dari
rumahku. Yach terdengar
indah merasuk kalbu.
Menggetarkan seluruh
syarafku. Belum suasana
kebersamaan saat makan
sahur. Subhanallah.
Nikmat yang begitu
indah. Rasa yang paling
indah bagi orang yang
menyadarinya bahwa itu
sebuah nikmat yang
begitu indah.
Alhamdulillah kenyang.
Tidak khawatir akan
lemas nanti siang.
Maklum anak usia remaja
makannya selalu banyak.
Tidak laki-laki tidak
perempuan sama saja
menurutku. Banyak
makannya. Karena tubuh
mereka lebih banyak
membutuhkan nutrisi
agar bersemangat
menghadapi hari
terutama di bulan puasa.
Selepas sahur, entah
kenapa terbesit
keinginanku menyetel
radio. Yach banyak kuis
di sana. Tak hanya radio,
televisi pun juga
menayangkan program-
program kuis berhadiah.
Apalagi di bulan
Ramadhan. Subhanallah.
Banyak berkah banyak
hadiah. Makanya takkan
kubiarkan kesempatan
ini.
“Assalamu’alaikum
warahmatullahi
wabarakatuh. Bagaimana
kabar pendengar setia
Gajah Mada? Sudah sahur
semua. Tentunya sudah
dong. Yang belum sahur
ayo segera sahur. Sahur
sahur..Sebentar lagi
subuh ayo
sahur….sahur…” riuh
mbak Vina, penyiar
sebelum ia buka kuisnya.
“Saatnya kuissssss
berhadiah…asyiiikkk…ayo
siap-siap siapa yang mau
gabung…dengerin ya…”
lanjutnya.
“Punya pengalaman unik
menarik seputar mie
Gaga dan kreasinya…
waahhh tentu banyak
dong cerita nya…ayo
bagi-bagi
pengalamannya…cerita
yang paling menarik
dengan kreasi masakan
yang unik akan
mendapat hadiah paket
mie gaga dan uang lima
puluh ribu rupiah…weee
menarik kan.. ditunggu
sepuluh penelepon
pertama…”
Aku tertarik. Asyik. Itu
kan mudah banget
buatku. Semoga aku bisa
menang. Lumayan kalau
menang aku bisa beli
seragam putih satu dan
jilbab satu. Jadi kalau
liburan puasa selesai lalu
masuk sekolah aku sudah
bisa memakai jilbab. Ya
Allah berikanlah aku
hadiah terbaik di
Ramadhan-Mu.
“Hallo…Gaga kuis…”
ucapku lewat udara.
“Gaga kuiss..dengan
siapa ini?”
“dengan Zahra.”
“Silakan cerita dan
kreasinya.”
“Jadi setiap malam bulan
Muharram kami
sekeluarga biasa melek-
melek. Selalu ada
makanan dan minuman
yang menemani. Saat itu
kami butuh makanan
ringan yang
mengenyangkan. Tapi
karena sudah larut
malam tidak ada warung
yang buka untuk beli
makanan. Terlalu jauh
kalau harus sampai jalan
raya. Di sana banyak
penjual gorengan dan
lainnya. Namun teringat
di lemari ada mie Gaga.
Segera aku rebus mienya.
Setelah matang aku
buang airnya lalu
kutambahkan bumbu
instan yang ada di dalam
mie. Kucampur dengan
telur. Kemudian mie
digoreng setiap satu
sendok sayur. Tak perlu
ditambah bumbu lainnya.
Karena bumbu
instantnya saja sudah
enak. Tra laaa… mie
sarang burung sudah
jadi. Hmmm enak…”
begitulah ceritaku.
“Wah seru banget…
terima kasih Zahra,”
tutup mbak Vina.
“Ayo ditunggu penelepon
selanjutnya.” Hatiku lega. Akhirnya
telepon dariku bisa
masuk juga. Tinggal
menunggu. Telingaku tak
mau berhenti
mendengarkan serunya
kuis kali ini. Dari cerita
yang aku dengar,
sepertinya ceritakulah
yang paling seru dan
unik kreasinya. Semoga
saja aku menang. Ya
Allah berikanlah hadiah
terbaik di Ramadhan-Mu.
“Saatnya pengumuman
siapa yang ceritanya
paling menarik dengan
kreasi masakan yang
unik. Dari sepuluh
penelepon hampir semua
masakannya hanya di
rebus atau dijadikan mie
goreng saja. Tapi eits
tunggu dulu ternyata ada
satu penelepon yang
dibuat apa tadi
namanya…ya… mie
sarang burung…hayoo.
Siapa tadi yang
menelpon… Yup mbak
Zahra yang berhak
mendapatkan hadiah
paket mie Gaga dan uang
lima puluh ribu rupiah.
Silakan mbak Zahro
menelpon kembali untuk
informasi pengambilan
hadiah. Selamat yach….”
Pungkas mbak Vina.
Alhamdulillah Ya Allah.
Terima kasih Kau telah
beri aku hadiah terbaik
dan terindah di
Ramadhan-Mu. Aku
sontak kegirangan.
Ibuku, bapakku, kedua
kakakku dan adik-adikku
semuanya senang. Tidak
biasanya ikut kuis bisa
menang. Sekali lagi
alhamdulillah Ya Allah.
Keesokan harinya aku
dengan ibu pergi
mengambil hadiah. Masih
melekat kebahagiaan itu
di hatiku. Setelah selesai
aku segera
membelanjakannya
untuk membeli seragam
putih panjang baru
dengan harga dua puluh
satu ribu dan jilbab baru
hanya lima belas ribu.
Alhamdulillah paling
tidak aku ke sekolah bisa
memakai jilbab. Meski
baru satu jilbabku tapi
aku tidak peduli. Allah
pasti menunjukkan jalan-
Nya untukku. Sudah
terbukti.